Yamaha sampai saat ini masih mengedukasi masyarakat dengan teknologi YMJET-FI yang dimilikinya. Teknologi tersebut pun satu demi satu diterapkan pada semua model motornya, baik skutik, bebek, hingga sport.
Satu dari sekian keunggulan YMJET-FI adalah efisiensi bahan bakar. Namun Yamaha memiliki penyetelan sendiri, yang didasari pada survei mereka terhadap kecepatan rata-rata motor yang digunakan, terutama di Jakarta.
"Yamaha itu kami setting di 20 sampai 60 km/jam itu irit banget. Berdasarkan kebiasaan pengendara dan survei, di zona ekonomis (20--60 km/jam)," ucap Slamet Kasianon, Supervisor Service & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Mengenai hemat atau tidaknya mesin injeksi, ada keluhan yang muncul dari pengguna Vixion bahwa sepeda motornya terasa tidak menunjukkan keunggulan itu walaupun diakui enak saat dikendarai.
Injeksi sendiri dimaksudkan agar masuknya bahan bakar ke ruang pembakaran bisa dilakukan sesuai kebutuhan sehingga bisa lebih efisien.
Pihak Yamaha menyanggah bahwa bahan bakar yang boros itu bisa jadi karena gaya berkendara sang biker. "Kalau sudah pakai Vixion, merasa boros. Ini menyangkut karakter pengendaranya. Ini biasanya sudah di atas 60 km/jam," ujar Muhammad Abidin, General Manager Service dan Motorsport Yamaha Indonesia Motor Manufacturing.
Dalam penelitiannya, hampir 90 persen pengguna menggunakan motor pada kecepatan 20-30 sampai 60 km/jam. Laju mungkin akan lebih cepat selepas lampu merah, tetapi akan menurun lagi pada jarak 300 meter
Perwakilan Yamaha Indonesia memaparkan bahwa hal ini salah satunya karena partikel bahan bakar yang masih besar dan pembakaran yang belum sempurna.
"Pada putaran rendah, bahan bakar yang disemprotkan injeksi itu lebih banyak, lebih kaya. Kemudian, bahan bakarnya itu partikelnya masih besar-besar. Nah, bagaimana membuat itu irit? Harus ada udara yang sengaja dilewatkan melalui jalur khusus," urai Slamet, Supervisor Service & Education PT Yamaha Indonoesia Motor Manufacturing (YIMM) saat training mesin Injeksi Yamaha kepada media di Yamaha DDS Cempaka Putih Jakarta, kemarin (19/2)
Jadi ketika RPM rendah, bahan bakar sudah bercampur dengan udara yang dilewatkan.
"Otomatis udaranya bisa bercampur dengan bahan bakar, menjadi kabut. Kalau sudah menjadi kabut, maka akan dibakar dengan sempurna. Itu beda teknologi YMJET-FI dengan yang di luar YMJET-FI," paparnya.
Perkiraannya, pembukaan jalur udara khusus pada mesin YMJET-FI itu sendiri berlaku untuk RPM awal. "RPM besar di awal itu 2.000-3.000 RPM," tambahnya